tanggal 6 februari yang lalu, tempat usaha saya terkena musibah. Butik Batik Pranandari, dibongkar paksa.
kira-kira begini kronologisnya..
pagi itu, jadwal jaga di butik adalah nur nurmala, dan sri. cindy libur dan dyan jaga pameran di telkom.
sekitar pukul
8.00 nur dan sri berangkat.
sekitar pukul
8.45 nur menelepon ke rumah. sambil nangis-nangis dia bilang bahwa butik dibongkar.
saya tanya, satpam yang sedang tugas disitu siapa, nur bilang tidak ada. padahal seharusnya ada satpam disitu.
saya langsung mengirim 2 orang pegawai produksi (ende, tukang jahit dan endang, tukang bordir) untuk segera menyusul ke butik, paling tidak menemani nur dan sri.
sekitar pukul 9.00 saya berangkat ke butik.
sekitar pukul 9.30 saya tiba di butik, langsung masuk butik untuk melihat apa saja yang hilang, dan sedikit mendokumentasi.
kira kira begini kondisinya:
rolling door setengah terbuka, pintu terbuka.
di pintu dan laci banyak bekas-bekas congkelan.
semua baju di gantungan ludes. gantungan yang masih utuh adalah gantungan bahan. mungkin ribet ngambil nya.
baju, bahan, mukena di lemari habis.
satu set komputer hilang.
laci yang isinya uang cash, dan alat2 operasional yang kecil2, sudah menganga, dalamnya acak2an.
saya pergi ke belakang, ke kantor pengelola gedung, karena butik saya statusnya menyewa, bukan milik sendiri.
saya mau ke bapak adm, kepala pengelola gedung disitu.
pak adm sedang rapat ke luar katanya, kemana, entah, saya lupa.
ada bu nani dan pa asep bagian sarana prasarana yang saya kenal disitu.
saya langsung kembali ke butik, menemui nur, memberitaunya bahwa saya mau ke kantor polisi.
kantor polisi terdekat adalah polsek bandung tengah (jl a. yani) dari situ direkomendasikan ke polsek bawet (bandung wetan) karena wilayah hukum bandung wetan.
saya kembali ke butik untuk mengisikan pulsa telepon nur, siapatau ketika saya ke polsek bawet ada perkembangan.
tepat ketika akan berangkat, bu nani mencegah, katanya dari pihak yayasan (pengamanan) akan kemari, jadi tunggu saja.
saya pikir buat apa menunggu, kalaupun mereka (dari yayasan) datang juga pasti ujung2nya ke polisi juga.
saya bilang bu nani, kalo nunggu orang yayasan, saya ga ngapa2in dong...
tapi bu nani semacam memaksa, menurut beliau jalur nya seperti itu, yayasan harus bertanggung jawab, dan dari pihak yayasan sudah konfirmasi akan hadir.
oke, saya tunggu...
sekitar setengah jam, datang pak agus dari yayasan, katanya beliau adalah koordinator lapangan.
beliau masuk ke dalam tkp dan melihat2, sambil bertanya, apakah sudah pernah disentuh? saya bilang belum.
terus saya tanya, apa yang bisa kita lakukan.
beliau menelepon ketua yayasan, katanya, dan katanya, menurut ketua yayasan, terserah yang punya toko aja, dikoordinasikan saja.
lah pak, daritadi saya udah pengen ke kantor polisi. kata bu nani disuruh nunggu bapak. kalo bapak datang dan ujung2ya saya tetep ke kantor polisi mah ngapain nungguin bapak yah.
ya sudah saya ke kantor polisi. dua motor dengan pak agus.
ketemu piket reserse.
setelah ngobrol2, saya balik lagi ke butik. petugas piket reserse pada nyusul nanti katanya.
sesampainya saya di butik sudah ada pak angga, satpam yang harusnya jaga mulai jam 9. dia baru datang jam 10.30an. tidak berapa lama kemudian, tiga orang piket reserse datang ke butik.
dan mereka bilang akan panggil tim iden (tifikasi)
sambil menunggu tim iden, saya balik ke kantor polisi untuk buat surat laporan kehilangan dan buat bap (berita acara, "p" nya apa yah, pemeriksaan?)
sekitar pukul 13.00 saya kembali ke butik.
tim iden belum datang.
saya makan di rumah makan sebelah.
sekitar pukul 13.30 saya kembali kebutik.
tim iden sudah datang. mobilnya INAFIS. indonesian csi lah pokonya. keren.
di dalam ada 3 orang dari tim iden, 2 orang yang sedang menabur bubuk2 hitam untuk mencari jejak sidik jari, seorang lagi sedang merokok2 sambil mengamati.
ada juga pak purnama, satpam yang harusnya jaga pada saat kejadian. kasian, mukanya tegang sekali... mungkin bayangan dia saat itu dia akan langsung diberhentikan oleh yayasan. MUNGKIN.
setelah tim iden selesai mewawancara sedikit, mereka pergi, dan katanya boleh saya beres-beres.
selain beberes isi butik yang dirusak oleh penjahat, nyapu ngepel, juga membereskan sisa-sisa bubuk hitam dari tim iden.
maka saya beres2.
dan yang saya cek pertama adalah laci.
ternyata uang cash hilang, handphone operasional, kamera pocket jadul, alat pengharum ruangan otomatis murahan.
untungnya sebagian besar barang pesanan orang (jahitan) yang disimpan di laci lemari masih ada.
mungkin sama seperti bahan yang digantung, ribet ngambilnya.
untungnya satu lagi, uang cash yang ada di laci tidak terlalu banyak.
saya beberes, dan baru pulang sekitar jam 8 malam.
sebenernya beberesnya cuman sampai magrib, tapi ada teman yang datang, dan lain2...
terimakasi untuk nova, ikie, wawan, lani, yang udah mampir waktu hari h.
sekarang kami sudah mulai operasional seperti biasa. dengan kondisi barang yang dipajang adalah barang yang ketika kejadian sedang dibawa ke pameran di telkom. rolling door diganti teralis. komputer, yah diakalin aja deh. data-data di komputer yang belum di back up tidak bisa diselamatkan, hanya file yang pernah dikirim via email yang bisa diselamatkan. file-file model baju bisa diselamatkan lewat foto yang sudah dicetak sebagian.
semuanya, mohon dukungan dan doa nya.
terimakasi sebelumnya.
Read more...