nasib pria vs nasib wanita

PRIA
"kelebihan" pria: bebas memilih.
tentunya setelah memilih, lalu menjalani pilihan itu dengan AKTIF.
"resiko" pria: ditolak.
bayangkan, setelah menjalani pilihan itu dengan aktif selama sekian lama, kemudian ditolak. hmpf...
tetapi kalau setelah memilih hanya diam... ya wajar lah ditolak.

WANITA
"kelebihan" wanita: dipilih.
bayangkan wanita yang dipilih oleh beberapa orang pria sekaligus. dengan kata yang mudah: diperebutkan.
"resiko" wanita: menunggu
ini tipe wanita yang.. apa ya istilahnya? konvensional? kolot? atau... tipe wanita biasa saja?

so.. kalau pria tenggelam dalam kekecewaan karena sebuah penolakan..
atau sebaliknya, wanita menolak untuk menunggu...
cobalah bercermin, lihat kembali kodrat masing-masing pria dan wanita.


*tulisan ini hanyalah pendapat pribadi, kurang lebihnya mohon dimaklumi. yang berkenan, terimakasih. yang kurang berkenan, mari kita berdiskusi ;) *

Read more...

bergadang

kalau lapar, makanlah.
tapi makan di waktu malam begini bikin gendut.
lebih baik tidur sajalah.
kalau ada yang harus dikerjakan, ya janganlah tidur dulu.
lebih bagus ngopi saja lah.
tapi kalau punya perut yang sensitif, janganlah ngopi.
mending makanlah saja.
tapi makan di waktu malam begini bikin gendut.

yaah... hidup adalah pilihan.
bukan begitu, bukan?

Read more...

terima apa adanya

hei... mereka bilang, tiada gading yang tak retak.
lalu kenapa kita harus hawatirkan retaknya si gading? lebih baik manfaatkan yang dapat dimanfaatkan. gunakan yang bisa digunakan.

dan hei... mereka juga bilang, kalau nasi sudah menjadi bubur, pikirkanlah bagaimana caranya membuat bubur menjadi santapan yang lezat.

hei... bagaimana kalau kita menjadi mak comblang saja untuk mereka?
kita buat saja si gading yang retak dan si nasi yang terlanjur menjadi bubur itu bersatu.
kita buat mereka bersatu, sehingga mereka bisa saling menerima apa adanya...
Bagaimana menurutmu, hei..?

Read more...

inisiasi

suatu inisiasi adalah...
ketika si junior:
menurut, dan tak banyak menuntut
patuh, dan tak banyak mengeluh
berusaha memahami, bukn malah memaki dalam hati
berusaha menerima, dan yakin bahwa semua kelak akan berguna
selalu sigap, bukan malah jadi kalap
selalu semangat, walau ketika bermandikan keringat

dan ketika sang senior:
membing penuh ketegasan, bukan membanting penuh kekerasan
mendidik hingga si junior mampu berpikir kritis,
bukan menghardik dan bertindak sadis
melatih sambil melindungi,
bukan menindih dan menyakiti

karena sebenarnya sang senior tidak selalu benar,
hanya saja mereka selalu punya pembenaran..
dan sebenarnya si junior tidak pula selalu salah,
hanya saja merekalah pihak yang paling layak disalahkan.

Read more...