ngglewar
16 Oktober 2008
Menurut analisis seorang psikolog kondang, Prof. Dr. Sawitri Supardi... (Bu, sebenarnya tanpa saya promosikan, Ibu sudah kondang) saya punya mental nggelewar. itu bahasa jawa, artinya tidak teguh pada target yang sudah ditetapkan.
beberapa hari yang lalu, saya punya rencana pergi ke bengkel motor untuk mengganti oli dan sepaket rantai beserta gearnya. sebelum berangkat ke bengkel, kira-kira jam11... saya menerima telepon dari seorang teman. katanya, dia bersedia menemani saya ke bengkel, asalkan dia ditemani menunggu teman kami seorang lagi untuk sekedar bertemu. *bingung karena terlalu banyak kata "teman" digunakan? jangan*
oke, saya menemaninya menunggu...
waktu zuhur tiba, sang teman yang ditunggu belum datang. saya sholat zuhur.
waktu makan siang hampir lewat, sang teman pun belum muncul. saya makan siang.
waktu terus berjalan, sang teman masih belum muncul. saya mulai tidak sabar.
waktu ashar tiba, sang teman belum kelihatan batang hidungnya. saya sholat ashar.
akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke bengkel seorang diri, meninggalkan teman yang tadi saya temani untuk menunggu sang teman yang tak kunjung tiba. dan seorang teman yang lain datang menghampiri, menawarkan diri untuk menemani saya pergi ke bengkel. oke, dengan senang hati saya terima tawarannya. terimakasih teman.
setibanya di bengkel... saya mendatangi tempat pendaftaran... dan ditolak
"sudah tutup" ujarnya. mungkin maksudnya antriannya sudah terlalu panjang dan waktunya terlalu sore...
siaal... padahal saya punya waktu dari jam11... dasar ngglewar!!!
1 komen:
hahaha, aya-aya wae kang mugni mah...
tapi urang mah yakin, teu tiap hari maneh siga kitu, maksudna boleh dibilang maneh aya sifat "ngglewar" hari itu, tapi belum tentu kan kemarin dan kemarin lusanya begitu juga?
kalo menurut saya mah, rasa2nya terlalu 'sempit' kalo para penilai sifat orang membuat sebuah keputusan yang mepilar-pilarkan orang teh, da tiap orang juga pasti punya sifat lain di dirinya, ga cuma itu melulu (walaupun intensitas keluarnya sifat tersebut ada yang dominan ada yang jarang)
contoh kasusnya, kalo ada seorang yang dijudge dia mempunyai sifat plegmatis (yang konon mempunyai sifat menerima dan agak pemalas) tapi di sisi lain dia pasti punya sifat kepemimpinan atau ingin jadi pusat perhatian (yang dominan di sifat lain)
jadi kalo ada yang bilang saya plegmatis atau apapunlah itu,,,
ah, saya aja sampai sekarang belum tau diri saya kaya gimana, darimana anda bisa tau?!?
Posting Komentar