dulu, warung si mbok adalah toko kelontong paling dekat dari rmh. sebenarnya ada dua warung lagi, bu henti dan bu komar. hei, kenapa semuanya ibu-ibu? mungkin karena bapak-bapaknya pegawai negri. mungkin. tapi aki alm., suami mbok, bukan pegawai negeri. aki berjualan mainan anak-anak di sd bina harapan, sekolah negeri paling dekat dari rumah. sepertinya karena aki bukan pegawai negeri, jadi mereka berdua tidak peduli dengan program pemerintah "dua anak cukup." mereka masih berprinsip "banyak anak banyak rezeki." mereka memiliki sepuluh orang anak. salah dua diantaranya, seingat saya, meneruskan usaha orangtuanya. si teteh, entah siapa namanya, meneruskan mbok jaga warung. si aa, juga entah siapa namanya, meneruskan usaha aki jualan mainan.
mungkin karena belum banyak saingan, jd omset penjualan warung si mbok dulu besar. dagangannya komplit. dari jajanan anak bermerk sampai cemilan tanpa merk yang dibungkus pelastik bening dan ujung-ujungnya dibakar lilin. dari bumbu dapur sampai kebutuhan rumah tangga seperti obat anti serangga, deterjen, lilin, baterai segala ukuran, dan sebagainya. Ada juga minyak tanah dan bensin. Tapi terakhir kali saya mengunjungi warung itu, tampak sepi sekali. rak-rak tidak lagi penuh seperti dulu. apa lagi minyak tanah dan bensin yg skrg harganya melambung. nihil.
salah satu penyebabnya, mungkin, ya itu tadi. toko kelontong di dekat rumah saya sekarang sudah banyak. bu hud, a jajat, di sebelah sananya bu henti, ada umega yang juga jual tabung elpiji dan air mineral galon. di antara warung si mbok dan bu komar ada lagi, belum lagi di sebelah sananya bu komar ada warung batak yang merangkap pool angkot, lalu warung pak dadang. belum lagi warung pa kusno, yang sekarang sudah alih fungsi menjadi play group dan teka. perhatikan, sekarang sudah ada warung para pria.
hmm.. kasihan juga. padahal sebetulnya saya senang belanja di sana bukan karena harganya yang murah. perlu diingat, sekarang sudah banyak toko dengan harga, kenyamanan, dan pelayanan yang sudah hampir setara supermarket besar. toko-toko dengan akhiran "mart" itu. mengapa saya senang belanja di warung ini, adalah karena alasan-alasan sentimentilnya.
yang pertama, karena warung si mbok ini saya belajar menyebrang jalan. saya sempat rajin bolak-balik ke warung si mbok untuk jajan, karena 'ketagihan' cokelat. Cokelat batangan yang merknya punya tag line "santai belum lengkap tanpa..." hingga kelamaan saya bosan juga.
kedua, karena warung si mbok juga saya pertama kali mengenal hubungan pria-wanita. bukan saya yang jadi pelakunya, tp oom saya dan salah seorang anak mbok.
ketiga, saya menjadi tahu bahwa obat nyamuk minyak bisa diisi ulang.
keempat, saya menjadi tahu bahwa kembang api bisa dibeli bebas, bukan hanya buah tangan para orang dewasa. begitu juga dengan rokok.
yaa begitulah kira-kira.
kemarin, mbok meninggal. innalillahi wa inna ilaihi roojiuun *bagaimana spelling-nya seharusnya? beliau terserang stroke sejak beberapa bulan yang lalu. sang ibu warung legendaris, ini benar, yang melalui warungnya sy dapat banyak sekali kenangan... sekarang sudah tiada. yg akan tetap menjadi kenangan hanya tinggal rumahnya yang cukup sering saya lewati. kemudian warungnya yang kian hari makin sepi dari pelanggan, dan stok barang yang semakin sedikit pun pasti akan mengingatkan saya pada badan tambun dan logatnya yang medok. mbok, beristirahatlah dengan tenang.
Read more...